Kadar Asam Lemak Bebas
PENETAPAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS
Nama
: Al-Alif
NIS
: 124770
Kelas
: 3B
Kelompok
: B.1.1
Tanggal Mulai : 30
September 2014
Tanggal Selesai : 30
September 2014
Judul Penetapan : Penetapan
Kadar Asam Lemak Bebas
Tuuan Penetapan : Untuk mengetahui
kadar asam lemak bebas dari suatu sampel
Dasar Prinsip
:
Sampel yang dilarutkan dengan alkohol
netral dapat dititar dengan NaOH untuk menetralkan asam lemak
bebas. Kandungan asam lemak bebas suatu bahan pangan merupakan salah satu
contoh senyawa yang terkandung dalam bahan pangan yang dapat
bersifat berbahaya khususnya bagi tubuh apabila bahan pangan tersebut
terlalu sering untuk dikonsumsi. Asam lemak bebas adalah suatu asam yang
dibebaskan pada proses hidrolisis lemak.
Reaksi
: CH3(CH2)10COOH + NaOH =====
CH3(CH2)10COONa + H2O
Landasan Teori :
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada
sebagai asam bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas
dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak
netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini
akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis
(enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB
yang terbentuk (Anonim, 2001).
Variabel Yang Sangat Berpengaruh Terhadap Asam Lemak Bebas
Beberapa variabel proses
yang sangat berpengaruh terhadap perolehan asam lemak seperti pengaruh suhu,
kematangan buah, kadar pelukaan buah, pengadukan, penambahan air, penambahan
CPO dan lama penyimpanan.
1.Pengaruh Temperatur
Dari hasil penelitian,
diperoleh bahwa kadar asam lemak yang paling tinggi didapat pada suhu kamar (25oC
– 27oC). Enzim lipase pada buah kelapa sawit sudah tidak aktif pada
suhu pendinginan 8oC dan pada pemanasan pada suhu 50oC.
Secara umum temperatur
sangat berpengaruh pada reaksi kimia, dimana kenaikan temperatur akan menaikkan
kecepatan reaksi. Sifat enzim yaitu inaktif pada suhu tinggi, maka pada
proses enzimatis ada batasan suhu agar enzim dapat bekerja secara optimal.
Penurunan aktifitas enzim pada suhu tinggi diduga diakibatkan oleh denaturasi
protein. Pada suhu rendah, aktifitas enzim juga menurun yang diakibatkan oleh
denaturasi enzim.
2. Pengaruh Penambahan Air
Air mempunyai pengaruh
pada reaksi yang terjadi, dan pengaruh ini pada dasarnya adalah membantu
terjadinya kontak antara substrat dengan enzim. Enzim lipase aktif pada
permukaan (interface) antara lapisan minyak dan air, sehingga dengan melakukan
pengadukan, maka kandungan air pada buah akan mampu untuk membantu terjadinya
kontak ini.
Pada proses hidrolisa
ini, secara stokiometri air pada buah sudah berlebih untuk menghasilkan asam
lemak (kadar air pada buah adalah sekitar 28%), tetapi karena air ini berada
pada padatan maka perlu dilakukan pelumatan buah dan selanjutnya dilakukan
pengadukan. Disamping itu, untuk mengatasi/mencegah kekurangan air. Pengaruh
kadar air pada produk yang dicapai sangat besar, dimana kandungan air yang
sangat besar ini mengakibatkan reaksi antara asam lemak dan gliserol tidak
dapat terjadi dengan baik.
3. Pengaruh Pelukaan dan Pengadukan Buah
Enzim lipase tidak berada
dalam minyak, tetapi berada dalam serat. Tingkat pelukaan buah dan pengadukan
sangat berpengaruh terhadap proses hidrolisa karena akan membantu terjadinya
kontak antara enzim dan minyak (substrat). Hal ini karena posisi enzim lipase
pada buah sawit belum diketahui secara pasti, sehingga untuk mengatasi hal ini
maka buah harus dilumat sampai halus, kemudian minyak dan seratnya dicampur
kembali. Dengan proses seperti ini terbukti bahwa kadar asam lemak yang
diperoleh lebih tinggi dibandingkan jika buah tidak dilumat sampai halus (hanya
dimemarkan/dilukai).
Pengaturan kecepatan
pengadukan pada reaksi ini perlu dilakukan, karena pada proses ini pengadukan
berpengaruh kepada waktu kontak antara air, substrat dan enzim. Disamping itu, karena
yang diaduk adalah campuran serat dan minyak, maka pemilihan rancangan pengaduk
sangat perlu untuk diperhatikan.
4. Pengaruh Kematangan Buah
Buah yang terdapat pada
satu tandan buah kelapa sawit tidak akan matang secara serempak. Buah yang
berada pada lapisan luar biasanya lebih matang jika dibandingkan dengan buah
yang berada pada bagian yang lebih dalam. Hal ini mengakibatkan adanya
perbedaan persentase minyak yang terdapat pada setiap buah yang berada dalam
satu tandan.
Pada buah kelapa sawit,
semakin matang buah maka kadar minyaknya akan semakin tinggi. Dengan semakin
tingginya kadar minyak pada buah maka proses hidrolisa secara enzimatis akan
semakin cepat terjadi, sehingga perolehan asam lemak akan lebih tinggi.
5. Pengaruh Lama Penyimpanan
Secara alami asam lemak
bebas akan terbentuk seiring dengan berjalannya waktu, baik karena aktifitas
mikroba maupun karena hidrolisa dengan bantuan katalis enzim lipase. Namun
demikian asam lemak bebas yang terbentuk dianggap sebagai hasil hidrolisa
dengan menggunakan enzim lipase yang terdapat pada buah sawit.
6. Pengaruh Penambahan CPO
Pada proses ini,
kecepatan reaksi lebih rendah jika penambahan kadar CPO terhadap campuran
antara serat dan minyak semakin meningkat. Hal ini dapat terjadi karena enzim
lipase yang berada pada buah sudah jenuh atau jumlahnya terbatas, sementara
jumlah substrat sudah sangat berlebih. Kecepatan reaksi bergantung kepada
konsentrasi enzim lipase, bukan pada konsentrasi substrat.
Sifat-sifat enzim lipase adalah sebagai berikut :
•
Temperatur optimum: 35 oC, pada suhu 50 oC enzim sebagian besar sudah rusak.
• pH optimum : 4,7 – 5,0
• Berat molekul : 45000-50000
• Dapat bekerja secara aerob maupun anaerob
• ko-faktor : Ca++, Sr++, Mg++. Dari ketiga ko-faktor ini yang paling efektif adalah Ca++
• Inhibitor : Zn2+, Cu2+, Hg2+, iodine, versene
• pH optimum : 4,7 – 5,0
• Berat molekul : 45000-50000
• Dapat bekerja secara aerob maupun anaerob
• ko-faktor : Ca++, Sr++, Mg++. Dari ketiga ko-faktor ini yang paling efektif adalah Ca++
• Inhibitor : Zn2+, Cu2+, Hg2+, iodine, versene
Aturan
penamaan
Beberapa aturan penamaan dan simbol telah dibuat untuk
menunjukkan karakteristik suatu asam lemak. Nama sistematik dibuat untuk
menunjukkan banyaknya atom C yang menyusunnya (lihat asam alkanoat). Angka di depan nama menunjukkan posisi ikatan ganda
setelah atom pada posisi tersebut. Contoh: asam 9-dekanoat, adalah asam dengan
10 atom C dan satu ikatan ganda setelah atom C ke-9 dari pangkal (gugus karboksil).
Nama lebih lengkap diberikan dengan memberi tanda delta (Δ) di depan bilangan
posisi ikatan ganda. Contoh: asam Δ9-dekanoat.
Simbol C diikuti angka menunjukkan banyaknya atom C yang
menyusunnya; angka di belakang titikdua menunjukkan banyaknya ikatan ganda di antara rantai C-nya). Contoh: C18:1, berarti
asam lemak berantai C sebanyak 18 dengan satu ikatan ganda. Lambang omega
(ω) menunjukkan posisi ikatan ganda dihitung dari ujung (atom C gugus metil).
Beberapa
asam lemak
Berdasarkan panjang rantai atom karbon (C), berikut
sejumlah asam lemak alami (bukan sintetis) yang dikenal. Nama yang disebut
lebih dahulu adalah nama sistematik dari IUPAC dan
diikuti dengannama trivialnya.
-Dan
lain-lain.
Akibat Meningkatnya Asam
Lemak Bebas
Asam
lemak bebas dalam kosentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat
merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun.
Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas
dalam minyak sawit.
Kenaikan
asam lemak bebas ditentukan mulai dari tandan dipanen sampai tandan diolah di
pabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak.
Beberapa faktor yang
dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB yang relatif tinggi dalm minyak sawit
antara lain:
- Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu
- Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah
- Penumpukan buah yang terlalu lama
- Proses hidrolisa selama di pabrik (Anonim, 2001)
Bahaya Asam Lemak Bebas
Jaringan
lemak melepaskan asam lemak bebas dan gliserol ke dalam darah, di mana asam
lemak tersebut diangkut dengan albumian ke hampir semua organ. Dilain pihak,
gliserol berjalan terutama ke dalam hati dan sedikit ke dalam ginjal; hanya
jaringan-jaringan ini tempatnya dapat digunakan. Proporsi asam lemak bebas yang
lebih besar dalam sirkulasi dikonversi menjadi badan-badan keton, yang
merupakan prinsip dalam hati. Badan-badan keton adalah bentuk energi yang lebih
larut dalam air dari pada asam lemak (Linder, 1992).
Asam
lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisa enzim selama
pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak dengan kadar lebih
besar dari berat lemak akan mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan dan
kadang-kadang dapat meracuni tubuh. Timbulnya racun dalam minyak yang
dipanaskan telah banyak dipelajari. Bila lemak tersebut diberikan pada ternak
atau diinjeksikan kedalam darah, akan timbul gejala diare, kelambatan
pertumbuhan, pembesaran organ, kanker, kontrol tak sempurna pada pusat saraf
dan memperrsingkat umur.
Kadar
kolesterol darah yang meningkat berpengaruh tidak baik untuk jantung dan
pembuluh darah telah diketahui luas oleh masyarakat. Namun ada salah
pengertian, seolah-olah yang paling berpengaruh terhadap kenaikan kolesterol
darah ini adalah kadar kolesterol makanan. Sehingga banyak produk makanan,
bahkan minyak goreng diiklankan sebagai nonkolesterol.. Konsumsi lemak
akhir-akhir ini dikaitkan dengan penyakit kanker. Hal ini berpengaruh adalah
jumlah lemak dan mungkin asam lemak tidak jenuh ganda tertentu yang terdapat
dalam minyak sayuran (Almatsier, 2002).
Penetapan Kadar Asam
Lemak Bebas
Alkalimetri
adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan
baku basa. Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion
hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa
untuk menghasilkan air yang bersifat netral.
Suatu
indikator merupakan asam atau basa lemah yang berubah warna diantara bentuk
terionisasinya dan bentuk tidak terionisasinya. Sebagai contoh fenolftalein
(pp), mempunyai pka 9,4 (perubahan warna antara pH 8,4-10,4). Struktur
fenolftalein akan mengalami perataan ulang pada kisaran pH ini karena proton
dipindahkan dari struktur fenol dari pp sehingga pH meningkat akibatnya akan
terjadi perubahan warna (Rohman, 2007).
Standar
mutu minyak goreng telah dirumuskan dan ditetapkan oleh Badan Standarisasi
Nasional (BSN) yaitu SNI 01-3741-2002, SNI ini merupakan revisi
dari SNI 01-3741-1995, menetapkan bahwa standar mutu minyak
goreng seperti pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel
6. SNI 01-3741-2002 tentang Standar Mutu Minyak Goreng
KRITERIA UJI
|
SATUAN
|
SYARAT
|
Keadaan bau, warna dan rasa
|
-
|
Normal
|
Air
|
% b/b
|
Maks 0.30
|
Asam lemak bebas (dihitung sebagai asam laurat)
|
% b/b
|
Maks 0.30
|
Bahan Makanan Tambahan
|
Sesuai SNI. 022-M dan Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/88
|
|
Cemaran Logam :
- Besi (Fe)
- Tembaga (Cu)
- Raksa (Hg)
- Timbal (Pb)
- Timah (Sn)
- Seng (Zn)
|
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
|
Maks 1.5
Maks 0.1
Maks 0.1
Maks 40.0
Maks0.005
Maks 40.0/250.0)*
|
Arsen (As)
|
% b/b
|
Maks 0.1
|
Angka Peroksida
|
% mg 02/gr
|
Maks 1
|
Catatan * Dalam kemasan kaleng
|
Sumber : Standar Nasional Indonesia (SNI)
Alat dan Bahan:
Alat:
- Neraca digital
- Erlenmeyer
- Pipet tetes
- Gelas ukur
- Penangas air
- Pendingin tegak
- Buret
- Statif
Bahan:
- Sampel minyak
- Alkohol netral
- NaOH 0,1179N
- Indikator PP
Cara Kerja:
- Ditimbang 5 g sampel minyak ke dalam erlenmeyer 250 ml.
- Dilarutkan dalam alkohol netral.
- Larutan dipanaskan di atas penangas air dengan menggunakan pendingin tegak selama 30 menit.
- Larutan didinginkan, tetapi tidak terlalu dingin agar sabun tidak membeku.
- Larutan dititar dengan menggunakan PP sebagai indikator.
Pengamatan:
- Bobot minyak = 5,0052 g
- Volume titrasi = 0,52 ml
- Warna larutan sebelum penambahan indikator PP = Putih
- Warna larutan setelah penambahan indikator PP = Putih
- Warna larutan saat tercapai titik akhir = Merah muda
Perhitungan:
Kadar asam lemak bebas = (ml * N * 200 * 100%)/ gr sampel
= (0,52 ml * 0,0936 N * 200 * 100%)/ 5,0052g
= 0,19%
Kesimpulan:
Dari pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan kadar asam
lemak bebas dalam sampel minyak adalah 0,19%
Daftar Pustaka :
- http://shunchase.blogspot.com/2013/05/pengaruh-asam-lemak-bebas-terhadap.html
- http://free-rawwatertreatment.blogspot.com/2011/05/asam-lemak-bebas-dari-buah-kelapa-sawit.html
makassar,30 September 2014
Guru Pembimbing
Praktikan
(
)
( Al-Alif )
1 Komentar:
mohon bantuannya mbak,,
misalkan minyak goreng tersebut dalam keadaan panas,apakah harus dipanaskan kembali dengan alkohol agar larut ???
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda