Penetapan Kadar Lemak Secara Soklet
LAPORAN LENGKAP
Nama
: Al-Alif
NIS
: 124770
Kelas
: 3B
Kelompok
: B.1.1
Tanggal
Mulai : 14 Oktober 2014
Tanggal
Selesai : 14 Oktober 2014
Judul
Penetapan : Penetapan Kadar Lemak Secara Soklet
Tujuan
Penetapan : Mengetahui kadar lemak pada
sampel bahan pangan melalui metode ekstraksi langsung dengan alat soxhlet.
Dasar
Prinsip : Lemak bebas diekstraksi dengan pelarut
non polar.Metode soxhlet yaitu lemak yang terekstrasi dalam pelarut akan terakumulasi
dalam wadah pelarut (labu Soxhlet), kemudian
dipisahkan dari pelarutnya dengan cara dipanaskan dengan oven 1050. Pelarut akan menguap sedangkan lemak tidak karena titik
didih lemak lebih tinggi dari 1050, sehingga
menguap dan tinggal dalam wadah. Lemak
hasil ekstraksi kemudian ditimbang beratnya lalu dihitung sehingga diperoleh
kadar lemak dalam sampel.
Landasan Teori:
Metode Soxhlet
Metode Soxhlet termasuk jenis
ekstraksi menggunakan pelarut semikontinu. Ekstraksi dengan pelarut semikontinu
memenuhi ruang ekstraksi selama 5 sampai dengan 10 menit dan secara menyeluruh
memenuhi sampel kemudian kembali ke tabung pendidihan. Kandungan lemak diukur
melalui berat yang hilang dari contoh atau berat lemak yang dipindahkan. Metode
ini menggunakan efek perendaman contoh dan tidak menyebabkan penyaluran.
Walaupun begiru, metode ini memerlukan waktu yang lebih lama daripada metode
kontinu (Nielsen 1998).
Prinsip Soxhlet ialah ekstraksi
menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi
kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet
terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping, still pot (wadah
penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa,extraction
liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser
(pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Darmasih
1997).
Langkah-langkah dalam metode Soxhlet
adalah : menimbang tabung pendidihan ; menuangkan eter anhydrous dalam
tabung pendidihan, susun tabung pendidihan, tabung Soxhlet, dan kondensator ;
ekstraksi dalam Soxhlet ; mengeringkan tabung pendidihan yang berisi lemak yang
terekstraksi pada oven 1000C selama 30 menit ; didinginkan dalam
desikator lalu ditimbang (Nielsen 1998).
Sampel yang sudah dihaluskan,
ditimbang 5 sampai dengan 10 gram dan kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam
“Thimble” (selongsong tempat sampel) , di atas sampel ditutup dengan
kapas. Pelarut yang digunakan adalah petroleum spiritus dengan titik didih 60
sampai dengan 80°C. Selanjutnya, labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi
batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan,
labu diisi dengan petroleum spiritus 60 – 80°C sebanyak 175 ml. Digunakan
petroleum spiritus karena kelarutan lemak pada pelarut organik. Thimble yang
sudah terisi sampel dimasukan ke dalam Soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan
labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor . Alat pendingin
disambungkan dengan Soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi
lemak kemudian mulai dipanaskan (Darmasih 1997).
Ketika pelarut dididihkan, uapnya
naik melewati Soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan
melewati bagian luar kondensor mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke
fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak
dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan
bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju
labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses
ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai,
pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan
(Darmasih 1997).
Faktor yang Memengaruhi Kadar Lemak
Faktor-faktor yang memengaruhi laju
ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut,
suhu pelarut, dan tipe pelarut. Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi
dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini
digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. Makin polar
pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara
ekstraksi. Fenolat total yang tertinggi didapatkan pada proses ekstraksi
menggunakan pelarut etil asetat. Sifat antibakteri tertinggi terjadi pada
ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat untuk
ketiga macam bakteri uji Gram-positif. Semua ekstrak tidak menunjukkan daya
hambat yang berarti pada semua bakteri uji Gram-negatif (Lucas dan David
1949).
Crackers
Crackers adalah
jenis biskuit yang terbuat dari adonan keras melalui proses fermentasi atau
pemeraman, berbentuk pipih yang mengarah kepada rasa asin dan renyah, serta
bila dipatahkan penampang potongannya berlapis-lapis. Crackers tanpa
pemanis merupakan tipe yang paling populer yang dapat dikonsumsi sebagai
pengganti roti dan penggunaanya lebih luas sebagai makanan diet.
Ciri-ciri crackers yang baik adalah tekstur yang renyah, tidak
keras apabila digigit, tidak hancur, dan mudah mencair apabila dikunyah.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan crackers dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan-bahan yang berfungsi sebagai pengikat dan
bahan pelembut tekstur. Bahan pengikat atau pembentuk adonan yang
kuat adalah tepung terigu, air, dan garam, sedangkan bahan-bahan yang berfungsi
sebagai pelembut tekstur adalah gula, mentega, dan leavening agent
(baking powder)sebagai bahan pengembang (Manley 2000).
Tabel 1 Syarat mutu biskuit (SNI
01-2973-1992)
Komponen
|
Syarat Mutu
|
Air
|
Maks 5%
|
Protein
|
Min 9%
|
Lemak
|
Min 9.5%
|
Karbohidrat
|
Min 70%
|
Abu
|
Maks 1.5%
|
Logam berbahaya
|
Negatif
|
Serat kasar
|
Maks 0.5%
|
Kalori (per 100 gr)
|
Min 400
|
Jenis tepung
|
Terigu
|
Bau dan Rasa
|
Normal,tidak tengik
|
Warna
|
Normal
|
Sumber:
Badan Standarisasi Nasional (1992)
Pelarut Heksana
n-Heksana
adalah bahan kimia yang terbuat dari minyak mentah. Normal heksana tidak
berwarna dan memiliki bau yang tajam. Bahan ini mudah terbakar dan uapnya
bersifat eksplosif. Kebanyakan heksana digunakan pada industri sebagai pelarut.
Pelarut yang menggunakan n-heksana bisanya digunakan untuk mengestrak minyak
sayuran dari hasil pertanian, seperti kedelai. Pelarut ini juga digunakan
sebagai agen pembersih pada percetakan, tekstil, furniture, dan
industri pembuatan sepatu. Heksana larut hanya pada air. Kebanyakan n-heksana
yang tumpah di air akan mengapung ke permukaan dimana heksana akan menguap ke
udara (U.S. Department of Health and Human Services 1999).
·
Lemak
Lipid (dari
kata yunani Lipos. Lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau hewan
yang dicerikan oleh sifat kelarutannya. Terutama lipid tidak bisa larut dalam
air, tetapi larut dalam larutan non polar seperti eter (Hart, 2003).
Lemak merupakan
sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang
larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida,
fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan
lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu
ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan
tubuh yang disebut adiposa (Poedjiadi, 1994).
Minyak/lemak
merupakan lipida yang banyak terdapat di alam. Minyak
merupakan
senyawa turunan ester dari gliserol dan asam lemak. Dalam berbagai
makanan, komponen lemak memegang peranan penting yang menentukan karakteristik
fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan.
Struktur umum lemak
adalah :
R1,R2, R3
adalah gugus alkil mungkin saja sama atau juga beda. Gugus
alkil tersebut
dibedakan sebagai gugus alkil jenuh (tidak terdapat ikanatan rangkap) dan tidak
jenuh (terdapat ikan rangkap).
Lemak adalah
makanan sumber energi yang paling efisien. Setiap gram lemak menyediakan 9
kalori energi, sedangkan karbohidrat dan protein memberi 4 kalori.
Kacang
Kacang adalah
istilah non-botani yang biasa dipakai untuk
menyebut biji sejumlah tumbuhan polong-polongan (namun tidak semua). Dalam
percakapan sehari-hari, kacang dipakai juga untuk menyebut buah (polong)
atau bahkan tumbuhan yang
menghasilkannya. Di Jakarta, kata
"kacang" biasanya dimaksudkan untuk polong kacang tanah. Kata ini sebenarnya dipakai untuk
menyebut biji kering yang berbentuk menyerupai ginjal dan dimakan setelah
dikeringkan.
Pengertian "kacang" tidak
sama dengan nut dalam bahasa Inggris, namun lebih dekat dengan
pengertian pulse ditambah dengan kedelai, kacang tanah dan sejumlah sayuran legum
(kacang panjang).
Kacang biasanya mengandung protein
dan/atau lemak yang cukup tinggi, sehingga banyak yang dihargai sebagai bahan
pangan yang penting. Biji legum kering yang besar dan mengandung banyak tepung
biasanya tidak disebut "kacang", melainkan "kara" atau
"koro".
Dalam konteks pangan,
"kacang" dipakai pula untuk menyertai nama produk pangan olahan yang
biasanya dibuat dari kacang tanah.
Heksana
Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14 (isomer
utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3).
Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan
akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom
karbon tersebut. Seluruh isomer heksana amat tidak
reaktif, dan sering digunakan sebagai pelarut organik yang inert.
Heksana juga umum terdapat pada bensin dan lem sepatu, kulit dan tekstil.
Dalam
keadaan standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut
dalam air.
Alat dan Bahan:
Alat
|
Bahan
|
·
Kertas saring
·
Labu Lemak
·
Alat Soxhlet
·
Oven
·
Neraca analitik
·
Desikator
·
Hulls
|
·
Sampel
·
n- Hexane
|
Cara Kerja:
·
Ditmbang sampel kacang
goreng ±15 gram
·
Kemudian sampel digerus hingga halus
·
Kemudian dikeringkan dalam oven (105oc)
·
Dimasukkan sampel kedalam hulls
·
Dimasukkan hulls yang berisi sample
kedalam soxlet dan beri pemberat.
·
Disambungkan soxlet dengan labu
lemak berbatu didih yang diketahui bobot kosongnya
·
Dimasukkan pelarut lemak melalui
soxlet sampai setengah labu.
·
Disambungkan dengan pendingin
tegak
·
Diekstraksi selama 2 jam
·
Setelah selesai,pelarut disulingkan
kembali
·
Hasil sulingan dimasukkan kembali
kedalam botol n-heksana
·
Sisa lemak dalam labu disimpan dan
dioven untuk menghilangkan sisa n-heksana lalu didinginkan dan ditimbang.
Pengamatan:
·
Bobot
kosong
= 102,1620 g
·
Sampel
= 11,1260 g
·
Bobot
lemak + labu alas bulat =
105,1775 g
·
Bobot
lemak
= 3,0155 g
Perhitungan:
%Lemak
= (bobot lemak/ bobot sampel)* 100%
= (3,0115/11,1260) * 100%
= 27,10 %
Kesimpulan:
Dari
hasil pengamatan dan perhitungan didapatkan kadar lemak dalam sampel kacang
telur adalah 27,10 %
Daftar
Pustaka:
·
http://organiksmakma3b14.blogspot.com/2013/03/analisis-kadar-lemak-pada-bahan-pangan.html
·
http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang
·
http://id.wikipedia.org/wiki/Heksana
Makassar, 15 Oktober 2014
Praktikan
Al-Alif